Saturday 30 January 2016

Manfaat Futuristik si Cantik Azolla dan Lemna
untuk Pertanian dan Lingkungan


Oleh:
Ir. R.M. Purwandaru Widyasunu Tondakusuma, MSc.Agr.

(Laboratorium Tanah/Manajemen Sumberdaya Lahan, Faperta -  Universitas Jenderal Soedirman - Purwokerto)

30 Januari 2016.
Abstrak
Penulis selama 16 tahun ini melakukan riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat secara terstruktur menggunakan biomassa Azolla microphylla (Am), terakhir pada tahun 2012 dengan Tim melaksanakan riset dayaguna Lemna polyrhiza (Lp). Keduanya adalah tanaman air, bisa digunakan sebagai inputan pertanian baik pupuk dan pakan, maupun sebagai bio-massa regulasi cemaran kimia, pengawetan N air, dan prospektus untuk ikut meredam pemanasan global. Prospek paling akhir ini memerlukan kerja besar bersama petani, pakar, dan pemerintah. Futurologi penting lainnya adalah prospektus sebagai bahan karbon mudah luruh untuk biomassa energi. Hal ini juga memerlukan berbagai riset terstruktur bersifat fundamen-tal dan praktikal. Mengingat prospek fungsinya untuk Clean-Agriculture yang begitu luas, maka penulis menganggap perlu menuliskan dalam makalah ini review manfaat prospektus Am dan Lp hasil kerja riset dan PKM 16 tahun dan diperkuat dengan review jurnal, prosiding, dan bahan primer lainnya baik nasional maupun internasional. Si cantik perlu dipergunakan secara luas sebagai salah satu input untuk pertanian dan penyelesai masalah lingkungan.
Kata kunci: Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, prospektus.

Abstract
The Futuristic Use of Pretties “Azolla and Lemna” to Agriculture and Envinronment

During research and extension activities as long as 16 years, first writter has used biomass of Azolla microphylla (Am), and by end of 2012, the tim have done  the powerful exploratory used of Lemna polyrhiza (Lp), although it was still prolonged until this manuscript is writting. Those two plants are part of water surface as “beauty plant” for organic fertilizer and animal feed making. The another important function as they used is to regulate water chemical condition and pollution, and is to conserv water N. In addition, it have hipotetically prospectous to decline global warming. This ultimate function has need the big help, coordination and work among farmer, scientist, and goverment. The most ultimate functionality will lay on their prospect on how the carbon of atmospher can be suquestered. To more same futurology, the biomass will also prominent to be used as carbon resources for organic energy. This need more research fundamentally as well as that of practically. Concerning to those prominently prospects, however, the writter would like to write and draw those futurist need and research that of collected from 16th years of research, wether those from national or international journal, from the proceeding as well, and from many of primary manuscripts. The data, information and theory need to build the important of Clean-Agriculture. Though the pretty is mean Am and Lp need to be practically used as part of national agricultural cycling input and biomass environment problem solver.
Key words: Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, prospectous.

I.  Pendahuluan
Tulisan ini adalah tentang manfaat Azolla microphylla (Am) dan Lemna polyrhiza (Lp) untuk masa depan pertanian dan lingkungan. Dalam makalah ini dituliskan hasil riset sendiri manfaat Am antara tahun 1997-2012 dan manfaat Lp khususnya sebagai bahan pupuk organik (bokashi basis Lp) tahun 2012 sebagai pembanding dan ekplorasi baru Am sebagai bahan basis bokashi. Pemanfaatan Am sebagai biomassa pengelolaan hara sawah berlangsung antara tahun 1997-2008, mulai 2009 panenan biomassa Am dimanfaatkan dibuat untuk membuat bokashi. Bokashi Am didefinisikan sebagai pupuk organik basis Am yang kaya agensi hayati (Widyasunu et al., 2011). Pada tahun 2012 biomassa Lp panenan riset eksplorasi digunakan untuk basis bokashi Lp (Supartoto et al., 2012). Tata laksana pembuatan bokashi basis Am 60 % dapat dilihat pada blog penulis (http://Purwandaru-Widyasunu.blogspot.com:  Rumah PurwandaruWidyasunu). Pengertian manfaat futuristik bagi pertanian dan lingkungan adalah: (i) Am dan Lp sebagai material pupuk organik padat maupun cair, (ii) biomassa pengumpul N2 diubah menjadi N-Am sehingga sangat baik sebagai pupuk hijau, (iii) dual crops Padi-Am mengkonservasi NH4+ air sehingga penguapan N-NH3 direduksi; manfaat dual crops Padi-Lp tahun 2013 akan dieksplorasi, (iv) pada dua crops Padi-Am, produksi padi meningkat, (v) bokashi basis Am 60 % dan POC basis Am 40 % meningkatkan hasil padi, (vi) biomassa Am pernah diuji mampu menyerap hara N, P, K, S, Ca, Mg air (replika sawah), sehingga mampu mengkonservasinya tidak ikut mengair bebas di persawahan, (vii) Am sebagai material 15 % pakan itik dan meningkatkan hasil, (viii) Am dan Lp mampu mengkondisikan sifat kimia dan fisika air habitat mikronya di bawah “frond-nya” ideal untuk kehidupan ikan dan potensial menghambat difusi gas NH3 dan CH4 berlebihan, dan (ix) Biomassa Am doubling-timenya hanya 2 malam (uji 1996 s/d 2012 konsisten di sekitar Purwokerto), biomassa Lp doubling-timenya hanya semalan; hal tersebut prospektus sebagai biomassa pensekuestrasi CO2 sehingga bisa ikut meredam pemanasan global. Manfaat-manfaat tersebut akan dibahas singkat dalam artikel prosiding ini.
Azolla microphylla adalah tanaman paku air, hidupnya mengambang di permukaan air dengan lembaran dan kumpulan daunnya menyembul di atas permukaan air, mendapatkan nutrisi (hara) dari air atau tanah berlumpur, memerlukan cahaya matahari dan menyerap CO2 udara agar dapat melakukan fotosintesis. Daun tanaman air ini bertumpuk-tumpuk kalau sudah dewasa namun kalau masih muda lembaran daunnya belum bertumpukan, satu kumpulan tanaman (clump) bisa berdiameter 1-2 cm dan bertumpukan setinggi 0,5-1 cm, warna daunnya hijau muda saat muda dan akan berubah hijau agak tua pada saat dewasa. Tanaman air ini berkembang biak dengan mudah secara vegetative namun juga bisa menggunakan sporanya. Dalam lingkungan iklim tropika Azolla microphylla (Am) mudah dibiakkan hanya secara vegetative, sehingga dalam agronomi (pertanian) sangat berprospek tinggi sebagai bahan pupuk organic (padat kering, curah dan cair), inokulan penambat N2 menjadi sumber utama hara N padi sawah, pakan ikan, pakan ternak hewan (sapi, ayam, bebek), dan laporan terakhir cocok untuk diet manusia (Widyasunu 2010, Widyasunu et al., 2010 a, b, c; www.probiotikorganik.blogspot.com).
Am merupakan salah satu spesies dari Azolla sp. yang diseluruh dunia ada 7 spesies yang diketahui populer, barangkali masih ada lain spesies namun belum dilaporkan (FAO, 2009). Azolla didefinisikan FAO (2009) sebagai tumbuhan makro yang hidupnya mengambang pada permukaan air dengan akar yang masuk ke air;  akar berada tepat di bawah batang dan cabang batang dan kumpulan laminar yang mengambang (pen.). Karena Azolla adalah tumbuhan fotosintetik dan simbionnya dapat menambat N2 udara maka Azolla dapat disebut sebagai tanaman air CELSS (a controlled ecological life support system) (Liu et al, 2008) atau dibahasa Indonesiakan menjadi tanaman yang berfungsi sebagai kontrol keekologian yang mendukung sistem kehidupan di planet bumi (pen.). Daya fotosintetiknya sangat-sangat kuat sehingga mampu menyerap CO2 udara dan membebaskan O2 ke udara, suatu kapasitas yang sangat-sangat besar untuk ikut mensukseskan program penurunan pemanasan global secara nyata.
II. Tujuan Penulisan
1. Memberikan informasi manfaat Azolla dan Lemna untuk kegiatan pertanian (budidaya tanaman, peternakan, perikanan, dan lingkungan).
2. Azolla dan Lemna bisa dijadikan komoditas baru untuk bisnis inputan pertanian.
3. Azolla bisa dijadikan sebagai bahan peredaman pemanasan global (carbon credit IPCC) dan sangat cocok untuk penyelenggaraan clean agriculture input probiotik organic.
III. Khalayak Sasaran Strategis
1.  Petani dan unsur SDM penyuluhan pertanian.
2.  Para stake holder pertanian organic.
3.  Masyarakat umum, teknolog, swasta.
4.  Pemerintah Pusat maupun Daerah.

IV.  Uraian Teknologi Manfaat Azolla microphylla (Am) dan Azolla sp.
Kemampuan fiksasi (pengikatan) N2 udara termasuk tinggi-sangat tinggi yaitu 2-3 kg/ha/hari (Pullin dan Almazan, 1983), menurut pengamatan penulis Am dapat menghasilkan N total biomass sebesar 500-800 kg/N/musim padi. Melihat potensi ini kita dapat mengatakan Am mampu dimanfaatkan untuk menggantikan pupuk urea dan ZA termasuk pula pupuk fosfat dan kalium, sehingga akan segera membebaskan petani sawah tergantung pada pupuk pabrikan. Ini akan memberi arah kemandirian pertanian.
Azolla sp. diseluruh dunia juga telah dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan produksi biomassa tanaman baik serealia, legume dan hortikultura, caranya adalah dengan membuat bokhasi berbiomassa Azolla (FAO, 2009). Am telah dimanfaatkan menjadi basis biomass tanaman material bokhasi dan pupuk organic cair sampai dengan 40-70 % material oleh tim penulis (pen.; Widyasunu, 2010 a). Tahun 2010 Am telah sukses dipelajari sebagai material hijauan baik segar maupun silase kepada ikan nila dan lele dumbo di sekitar Purwokerto (Widyasunu, 2010 b). Am juga telah diketahui mampu memelihara pH air sekitar netral di bawah populasi Am (Widyasunu, 2010 a), disamping itu telah sukses menurunkan volatilisasi amoniak pupuk mengandung nitrogen baik organic maupun pupuk N pabrikan (urea)  (Widyasunu et al., 1998; Widyasunu, 1997). Hasil pengamatan praktikal terakhir (Widyasunu et al., 2010) menunjukkan bahwa air kolam di bawah Am mempunyai tanda-tanda sifat kimia, fisika dan biologis yang baik untuk kehidupan ikan (lele dan nila); kondisi kolam adalah mendapatkan pencahayaan matahari penuh. Di bawah populasi Am hidup mikroba,hewan messo air, fito dan zoo-plankton yang sangat penting sebagai pakan alami ikan (Widyasunu et al., 2011 d).
Manfaat biomassa Azolla microphylla sebagai basis pupuk organic:
Am biomassanya mengandung unsur hara makro dan mikro penting. Hara makro (NPK) umumnya lebih tinggi dari hijauan lainnya (Widyasunu, 2009). Hasil analisis Laboratorium terhadap pupuk Bokhasi basis Am 60 % dan POC basis Am 40 dan 100 % yang dibuat oleh mahasiswa Prodi Ilmu Tanah  menunjukkan  sifat fisika dan kimia pupuk organic yang masuk criteria persyaratan pupuk organic menurut Permentan No 28/Permentan/OT.140/2/2009 (Widyasunu et al., 2011 c). Pupuk Bokhasi-Am dan POC-Am yang disuplementasi dengan beberapa nutrisi organic hasil fermentasi aneka sayur, buah, asam amino ikan local Kabupaten Banyumas telah berhasil menjadi nutrisi budidaya padi Pandanwangi model SRI “full organic” dengan hasil konversi per hektar antara 6,0-8,0 ton (Widyasunu et al., 2011: data primer). Tabel 1 menyajikan informasi hara produk pupuk organic basis Am tahun pelaksanaan riset 2010-2011.


Tabel 1.  Kandungan hara produk bokashi dan POC, dan air kolam lele basis bahan dan pakan dari biomassa Azolla microphylla (Am)

Keharaan
Bokashi-Am 60 %
POC-Am 40 %
POC-Am 100 (ppm)
AK Lele pakan Am 25 % (ppm)
a)
b)
a)
b)
a)
b)
a)
b)
C -organik
26,83
14,71
17,16
m.a.
-
1766,13
134,11
83,17-86,05
B.O.
46,27
25,45
29,58
m.a.
-
3055,40
231,23
143,88-148,87
N-total
2,09
1,64
0,21
m.a.
-
2433,72
44,43
68,56-63,27
P2O5 total
2,48
1,08
0,19
m.a.
-
102,02
30,58
109,19-110,83
K2O total
0,65
163
0,35
m.a.
-
214,13
24,64
165,87-178,51
C/N
12,84
9,54
82,48
m.a.
-
0,726
3,02
1,21-1,36
pH
7,38
6,8
4,01
m.a.
-
6,86
6,77
6,78-7,45
Bahan ikutan (plastic, kerikil)
-
-
-
-
-
-
-
-
a) data riset Widyasunu et al. (2010); b) data PKM Riset Widyasunu et al., 2011 b.(m.a.= masih dilakukan analisis di Lab. Tanah).

Uji produk bokhasi-Am 60%, POC-Am 40 %, dan air kolam ikan lele pakan basis Am untuk padi, jagung dan sayuran (Widyasunu et al., 2011 d):
Rangkaian budidaya padi-jagung-sayuran-Am-ikan-itik memberikan gambaran mudahnya pengelolaan pertanian terpadu menggunakan lahan pekarangan dan sawah. Pertumbuhan yang pesat dari ikan lele dan ikan local berprobiotik pakan alami dan pakan basis Am 20 % dan seringkali basis mencapai 50 % menunjukkan Am sangat prospektif untuk masa depan pertanian. Semua kolam ikan yang dicontohkan (PKM)merupakan kolam air statis (tidak mengalir); ikan lele, nila, gurameh, mujaher local semuanya tumbuh dengan pesat. Bahkan ikan mujaher local dan nila mudah berkembang biak hanya dengan pemberian pakan sayur (Am 50 % dan sayur lokal lainnya 50 %). Sayur local lain yang diberikan adalah kangkung, daun-daun ubi jalar singkong, kerokot, papaya, dan rumput.
Padi organic melebihi konvensional oleh perlakuan pupuk organik basis Am (bokashi-Am 60%, POC-Am 40 %, air kolam lele basis Am 20 -50 %). Padi IR-64 dan Pandanwangi (polybag) desainnya digenangi air 5 cm air kolam lele. Namun demikian, kenyataannya polybag baru dari toko 95 % nya bocor halus sehingga justru menjadi praktik budidaya padi aerobic. Penambahan air kolam lele dan mujaher menjadikan peningkatan jumlah anakan padi melebihi standar anakan petani local (10-14 anakan). Percontohan baik budidaya padi SRI (satu bibit) dan non-SRI 3 bibit semuanya anakannya berkisar antara 15–40 anakan. Distribusinya 70 % populasi terdapat 15-25 anakan dan populasi dengan jumlah anakan di atas 25 adalah 30 %). Jumlah anakan produktif berkisar 10-25 anakan yang menunjukkan keberagaman tinggi namun masuk standar nasional anakan produktif. Masih perlu formulasi lanjut terhadap pupuk organic Am.
Jagung pemupukan organic penuh (pupuk organik basis Am (bokashi-Am 60%, POC-Am 40 %, air kolam lele basis Am 20-50 % + kompos kohe ayam; total 40 ton/ha), hasilnya melebihi jagung berpemupukan konvensional (NPK 400-600kg/ha). Diameter tongkol jagung tengah berkelobot perlakuan pemupukan berkisar 4,5-6,0 cm sedangkan yang berpemupukan konvensional berkisar 3,5-5,5 cm. Hasil pengukuran jagung organic luasan lahan 20 m2, bobot basah lapangan jagung berkelobot adalah 23 kg, sedangkan jagung pemupukan konvensional 22 kg. Pertumbuhan vegetatif dan perkembangan generative jagung pemupukan organik penuh menunjukan lebih baik dibanding jagung berpemupukan NPK. Bahan pupuk organic mengandung hara dan asam humat yang cukup untuk proses pembenahan tanah Inseptisols dan member hara cukup bagi tanaman jagung hibrida.
 
        
   Gambar 1 (a)                                              Gambar 1 (b)
Gambar 1. (a): Jagung berkelobot muda pemupukan organic penuh diameter 4,5-6,0; (b) Jagung berkelobot muda pemupukan NPK diameter 3,5-5,5 cm.

Sayuran organik basis pemupukan bokashi-Am 60%, POC-Am 40 %, air kolam lele basis Am 20 -50 % menunjukkan manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan pak-choy dan tomat. Seperti manfaat pada tanaman padi dan jagung pemupukan organic basis bahan dari biomassa Am juga mampu menjadi pupuk pengganti inorganic-NPK pabrikan. Peran dari asam humat yang diproduksi dari fermentasi bahan pupuk organic basis Am menunjang proses perbaikan bekas tanah sawah tadah hujan yang memadat. Asam humat memperbaiki struktur tanah sehingga tidak mudah memadat, memperbesar aerasi perakaran, namun juga bisa menyumbang hormone rhizosfera karena berkembangnya mikroba yang berfungsi sebagai probiotik.
Azolla spp. dilaporkan oleh FAO (2009) biomassanya mengandung 10 asam amino esensial yang sangat baik untuk pakan ikan baik segar maupun bahan pakan silase/campuran dengan bebijian; Am dilaporkan mampu meningkatkan bobot ikan jenis tilapia.
Hasil telaah pustaka internasional, nasional, dan kegiatan kerja riset/praktikal sendiri di atas (Widyasunu et al., 2011 d) menunjukkan bahwa Azolla microphylla sangat berprospek besar menjadi biomassa subyek untuk pengelolaan kesuburan tanah sawah dan kolam. Disamping itu ada indikasi yang baik bahwa Azolla microphylla mampu berfungsi sebagai pro-probiotik. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi petani dan penyuluh untuk berusaha mencapai kemandirian bertani menggunakan tanaman paku air Azolla microphylla.

Pengaruh Biomassa Azolla microphylla terhadap Dinamika Fisika dan Kimia Kolam:
Air kolam lele, kolam input nutrisi alami dan kolam budidaya Am juga telah diketahui dinamika sifat fisik dan kimianya dengan cara pengukuran langsung. Hasil pengukurannya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Dinamika pH, redoks, dan temperature kolam lele, input alami, dan pemeliharaan Am (Ciwarak, Karanggintung, Kec. Sumbang, Kab. Banyumas)
Tanggal Th. 2011
Hari ke
pH KL
pH KI
pH K Am
Suhu (°C) KL
Suhu (°C) KI
Suhu (°C) K Am
Redoks (mv) KL
Redoks (mv) KI
Redoks (mv) K Am
11 Agt
1
7.49
7.57
6.84
23,60
24,10
22,40
-52
-57
-19
12 Agt
2
7.80
7.92
6.90
27,30
25,90
25,70
-57
-62
-5
13 Agt
3
7.79
7.89
6.79
29,20
25,90
27,90
-56
-61
7
14 Agt
4
7.79
7.92
7.75
28,50
25,90
25,50
-56
-61
-18
15 Agt
5
7.75
7.90
8.93
29,60
26,30
33,40
-54
-60
-12
16 Agt
6
7.65
7.90
8.34
27,10
25,20
28,90
-49
-61
-89
20 Agt
10
6.65
6.81
6.76
27,40
2530
29,40
-54
-65
-58
21 Agt
11
7.01
6.81
6.47
28,30
24,0
24,0
-58
-70
-39
22 Agt
12
6.77
6.82
6.80
29,80
25,90
31,10
-62
-67
-67
23 Agt
13
6.68
6.98
6.89
30,0
26,70
31,20
-65
-66
-67
24 Agt
14
6.68
6.84
6.75
26,50
2460
27,60
-58
-69
-58
27 Agt
17
6.78
6.92
6.47
27,80
24,30
29,20
-66
-76
-39
30 Agt
20
6.76
6.93
6.57
27,40
25,50
27,10
-64
-76
-48
02 Sept
23
6.97
7.01
6.60
30,50
27,80
30,60
-79
-82
-49
05 Sept
26
7.01
7.01
6.51
29,30
27,10
24,20
-83
-84
-43
08 Sept
29
7.11
7.10
7.08
29,70
27,10
27,80
-91
-89
-89
11 Sept
32
7.01
7.07
6.84
27,90
26,40
26,60
-83
-87
-68
14 Sept
35
6.77
7.04
6.69
27,10
25,10
25,60
-64
-88
-54
21 Sept
42
6.98
7.35
6.88
27,80
26,69
26,80
-66
-93
-52
28 Sept
49
7.26
7.40
7.02
29,0
27,20
26,80
-88
-97
-68
04 Okt
56
7.02
7.00
6.90
27,0
26,07
25,90
-75
-97
-70
11 Okt
63
7.47
7.45
7.37
29,70
27,90
28,30
-101
-99
-95
18 Okt
70
7.24
7.51
7.10
29,80
28,60
28,50
-84
-105
-75
25 Okt
77
7.07
7.62
6.88
30,20
29,0
28,80
-71
-112
-60
Sumber: data primer Widyasunu et al. (2011 b). KL = kolam ikan lele, KI = kolam input nutrisi alami, K Am =kolam budidaya Azolla microphylla.
Dinamika perubahan pH, redoks, dan temperatur air tempat perbanyakan Am telah dilaksanakan setelah populasi Am mulai berkembang 50 % memenuhi luasan tempat pembibitannya (penangkarannya). Uji pH, redoks, dan temperatur pada tahun 2010 (bulan Juni) menunjukkan populasi Am mulai 50 % berhasil mempertahankan pH air < 7,5, redoks air < 70 mv, dan temperatur air < 30°C (Widyasunu, 2010). Evaluasi terhadap sifat fisika dan kimia air tersebut juga stabil kisarannya pada nilai tersebut pada tahun 1997 dan 2009 (Widyasunu, 1997, 2009), tahun 1998, 2002, dan 2006 (Widyasunu et al, 1998 a dan b, 2002, dan 2006). Bukti ini merupakan kemampuan Am dan system probiotik organic di bawah populasi Am yang stabil untuk proliferasi yang baik dan menguntungkan dari sifat kimia, fisika, dan biologi air kolam ikan dan sawah. Inilah kemampuan replikasi dan stabilitasnya yang dapat dipertanggung jawabkan pemanfaatannya secara ilmiah dan praktikal.
Dinamika kimia dan fisika air kolam lele dan pemeliharaan Am disajikan pada Tabel 2. Data menunjukkan bahwa kolam ikan lele pH airnya sekitar netral sampai agak alkalis dengan redoks tidak di bawah – 200 mv merupakan kondisi air cukup baik untuk ikan lele. Semua nutrisi berbahan Am dapat digunakan untuk memberikan hara suplemen bagi padi (Tabel 1). Nilai pH dan redoks kolam Am menunjukan pH netral dan kondisi O2 cukup di bawah biomassa Am menjadi tempat optimal hidupnya bermacam-macam biotic baik hewan messo maupun mikroba berguna, hal tersebut sesuai pendapat Etikawati dan Jutono (2002). Kondisi tersebut memberikan implikasi positif penggunaan biomassa Am menjadi “biomassa plus” untuk pembuatan bokashi dan POC. Manfaat luarbiasa Am atau spesies lain (A. pinnata, A. filiculoides) telah dilakukan sejak lama dan besar-besaran di Cina,Korea, Filipina, India, Vietnam, Thailand, dan Negara-negara Amerika Latin. Pengembangan didukung penuh oleh Pemerintahnya dan petaninya. Mengembangkan Azolla microphylla bagi pertanian ke masa depan berarti sebagai bagian aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim global (asas input local dan non energy fosil).
V. Tata Kelola Pemanfaatan Azolla microphylla untuk Clean Agriculture yang Mempercepat Proses Desa Mandiri Pertanian
Potensi Azolla tersebut di atas menjadi alasan kuat bagi Am untuk dikembangkan di lahan persawahan menjadi sumber hara N pengganti pupuk urea dan sebagai sumber hara makro lainnya dan hara mikro (dikomposkan dan dibuat pupuk organic cair). Guna memperkaya kandungan hara pupuk organik asal Am kita tinggal menambahkan bahan lain yang sudah tersedia di pedesaan (kotoran ternak, sisaan tanaman), contoh dengan menggiatkan lagi pengembangan orok-orok (Crotalaria sp.), gliriside, petai cina, turi, Tithonia sp., dll.
Widyasunu (1997), telah membuktikan bahwa Azolla microphylla (Am) sangat baik dikembangkan pada sawah wilayah iklim tropika dan telah berhasil didayagunakan dalam penelitian untuk menekan tingkat volatilisasi (penguapan) amoniak pupuk urea sehingga meningkatkan efisiensi pemupukan urea sampai 70 %. Efisiensi pupuk organic yang N-nya tidak diuapkan dalam bentuk amoniak juga dicapai bilamana air genangan sawah dipenuhi dengan biomassa Am. Am sangat layak untuk didayagunakan sebagai agen fiksasi (penambatan) N2 atmosfer dan efisiensi penggunaan hara untuk tanaman padi dan tanaman lainnya pada lahan sawah. Jadi praktek inokulasi Am pada budidaya padi sawah ada tiga manfaat pentingnya yaitu: (i) menekan penguapan amoniak pupuk bernitrogen, (ii) menambat  N2 udara secara alami langsung di sawah menjadi N dalam air dan lumpur sawah (pabrik N), dan (iii) menghasilkan hara makro dan mikro lengkap setelah biomassnya menjadi kompos dalam lumpur.
Azolla microphylla telah diidentifikasi oleh Watanabe et al. (1992) dalam Roger (1992), sebagai spesies Azolla yang toleran dikembangkan pada sawah wilayah tropik bersuhu tinggi (kisaran 37° C siang hari - 29° C malam hari). Hasil pengamatan mutakhir (data primer: Widyasunu, 2010 a) menunjukkan Azolla microphylla mampu menghadapi panas lingkungan siang hari dan dingin lingkungan sekitar sawah malam hari lebih baik setelah diberikan living organism basic organic (probiotik) + glukosa. Probiotik dapat dibuat sendiri oleh petani ataupun kelompok tani asal mau dan tekun. Hal tersebut merupakan perbaikan terhadap kelemahannya di tropika yang selain oleh panas berlebihan juga harus ada suplai fosfat tinggi  (Lumpkin dan Plucknett, 1982); fosfat bisa diantisipasi oleh P-organik (Widyasunu et al., 2006).
Tatakelola pemanfaatan Azolla microphylla sebagai subyek pengelolaan kesuburan tanah organik-biodinamik untuk go budidaya padi organik meliputi pendekatan: (i) teknis, (ii) tata ruang, (iii) rekayasa sosial-budaya, (iv) agronomis, (v) keindustrian berbasis pemberdayaan kelompok tani, dan (vi) penata layanan sistem budidaya tanaman/ternak alami-organik-biodinamik. Aspek-aspek pendekatan tersebut selanjutnya difungsikan dalam bentuk program kegiatan sistem pertanian organik yang padu (holistic) sehingga terjadi sinergi pelaksanaannya. Pemaparannya disajikan pada paragraf-paragraf selanjutnya.
Membangun sistem tersebut juga bisa langsung dikaitkan dengan pemaduan sub sistemnya antara komoditas tanaman, ikan, dan ternak darat, karena Am berfungsi banyak seperti dijelaskan di atas. Sistem permakulture (permanen agriculture) tanaman-ikan-itik-Am bisa diterapkan pada tataruang pekarangan maupun sawah. Biomassa Am bisa dijadikan komoditas baru di dunia pertanian.
  Metode teknis yang dipergunakan untuk pengembangan Am sebagai basis pengelolaan kesuburan tanah yang organik-biodinamik dapat didekati dengan model percontohan bank mini Azolla di pedesaan, demplot budidaya Azolla di persawahan secara tunggal maupun tumpangsari padi-ikan-Azolla, dan percontohan pembuatan bokhasi, pupuk organik cair, pakan ikan, dan pakan itik (ternak) berbasis biomass Azolla. Inti metode ini adalah transformasi iptek budidaya Am, pemanfaatan agronomis dan produksi pupuk organik, pakan ikan, dan pakan ternak. Metode tersebut akan sangat berkaitan dengan tatakelola berikutnya terutama tataruang, dan seterusnya pada paragraf di atas.
Pengembangan bank Am akan sangat penting karena merupakan infrastruktur konservasi biomassa hidup Am. Model budidaya Am-padi-ikan–itik (sawah) atau Am-ikan-itik-tanaman lain di pekarangan akan sangat baik untuk mengangkat ekonomi perdesaan. Untuk itu kembalilah menjadi petani bagi para buruh dan pengangguran di perdesaan/perkotaan.
VI. Sepuluh Alasan Mengapa Azolla microphylla (Am) Dipilih sebagai Basis Pengelolaan Kesuburan Sawah dan Kolam untuk Clean Agriculture?
a.       Am mengandung hara makro dan mikro komplit.
     Kandungan biomassa Am  kering mengandung total N basah tiris 2,80 – 3,04 % (kering 5 – 6 %), P2O5 2,02 – 2,10 %; K2O 9,06 – 9,72 %, Ca total 5,88 – 6,20 %; Mg total 0,06 – 0,09 % dan  C-organik 40,75 – 42,88 % (data primer Widyasunu, 2009). Data kandungan unsur hara mikro dapat diacu dari disertasi Johal (1986) rekan penulis, manuskrip ada pada penulis.
b.      Am dapat dibudidayakan bersama dengan padi sawah dan ikan (kolam maupun sawah) (Widyasunu, 2010).
c.       Am mampu memanfaatkan hara dalam air untuk pertumbuhan dan perkembangan populasinya dan toleran pada iklim tropika sampai suhu udara atas permukaan air sampai 32-33°C (Widyasunu, 1997, 2010).
d.      Populasi (frond) Am mampu memelihara suhu air 1-3°C di bawah suhu udara atas pemukaan frond. Mekanisme ini terbukti menghambat penguapan amoniak pupuk nitrogen (Widyasunu, 1997, 2010).
e.       Am bisa menjadi basis pembuatan bokhasi dan pupuk organic cair (Widyasunu et al., 2010 dan 2011 a dan b).
f.        Am bisa berprospek menjadi pro-probiotik ekosistem air sawah dan kolam ikan (Widyasunu, 2010).
g.       Menjaga pH air tetap sekitar netral antara 6 – 7 sehingga mampu men-jaga/menekan ammonium air tidak berubah menjadi amoniak dan akhirnya menguap; menghasilkan O2 ke lingkungan; kemungkinan menghasilkan buffer pH dan hormone khas makrophyta air (belum diketahui pasti) (Widyasunu, 2010).
h.       Am bisa untuk makanan ternak (itik, ayam, kambing, dan sapi) dengan cara dibuat silase maupun segar. Serat rendah dan dapat dtcerna oleh ikan dan ternak darat; asam amino esensial lengkap dan lebih tinggi diantara tanaman berhijau daun lainnya (FAO, 2009).
i.        Ray et al. (1979): A. caroliniana laju maks fotosintesisnya 90-100 μ mol CO2/mg klrfl.jam. Anggap punya 10 t Az maka laju fiksasi CO2-nya 4,65 x 106 mg klrfl x 100 μ mol CO2 = 465 mol CO2/jam. Spesies adaptif di tropika Nusantara yaitu Azolla microphylla dan Azola pinnata perlu diteliti secara lebih fundamental kualitas dan kuantitas, serta prospeknya untuk peredaman pemanasan global dari atau dengan model pertanian permakultur di areal persawahan dan lahan kering suatu Sub DAS berdekatan dengan kampus untuk efektivitas pelaksanaan riset.

VII.      Pembelajaran dan praktek Azolla microphylla (Am) sebagai input lintas sub komoditas pertanian dan bahan peruahan input pertanian (permakultur)
            Pembelajaran dan praktek Azolla microphylla (Am) sebagai input lintas sub komoditas pertanian dan bahan peruahan input pertanian di atas sangat diperlukan oleh Poktan dan petani perdesaan. Hal tersebut disebabkan Am bisa didesain sebagai biomassa utama atau komplementer untuk pembuatan dan produksi inputan penting dalam budidaya tanaman, ikan, dan ternak darat di perdesaan.
            Sejak tahun 2009 masyarakat tani mulai diperkenalkan oleh Unsoed (Widyasunu et al., 2010), tahun 2010 dan 2011 ini mengalami perkembangan petani yang membudidayakan Am. Tanaman paku air Am dapat beradaptasi baik di iklim tropika basah dan RGR nya tinggi 1,5-3,0 kg/m2/30 hari, demikian pula kemampuan doubling timenya tinggi yaitu hanya 2 malam saja (Widyasunu et al., 2010, dan 2011). Studi kasus di Desa Karanggintung, Kec, Sumbang, Kab. Banyumas, telah menghasilkan Pokja input organic. Mereka telah belajar bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap perkembangan Am.
            Pada saat badai matahari yang kebetulan pada musim kemarau 2011, Am mengalami stagnasi perkembangan karena radiasi yang terlampau tinggi sampai ke permukaan bumi terutama sinar ultra violetnya. Dalam keadaan tersebut Am mudah terbakar sehingga perkembangan sangat terhambat. Dengan demikian menghadapi musim kemarau biomassa Am peru dilakukan konservasi agar tetap punya cadangan Am untuk musim penghujan. Pokja juga telah banyak belajar bahwa apabila menghadapi kemarau panjang perlu dilakukan penyemprotan Am dengan larutan gula dan diberikan stabilizer air sehingga Am mampu bertahan pada saat siang hari di musim kemarau yang terik, radiasi tinggi, kelembaban udara < 60 %, dan temperature udara > 31° C. Tahun 2012 Pokja akan mencoba riset praktikal budidaya padi-mina-Am menggunaan plot kecil pada sawah atau kolam terpal.

Mekanisme kerja Probiotic dalam permaculture sebagai berikut:
Mekanisme kerja sistem disajikan pada Gambar 2 di atas. Desain peralatan utama adalah kolam terpal, kolam nutrisi air, reactor pengkomposan (bokashi-Am 60% dan POC-Am 40 %), wadah pembuatan pakan ikan, wadah pakan itik, dan kandang budidaya itik. Pembudidayaan dan konservasi Am merupakan dasar untuk membangun permakultur untuk memandirikan desa pertanian.
Bila diusahakan system permakultur basis Am di perdesaan minimal padi-jagung-sayuran-ikan-itik-Am maka akan memberikan contoh nyata bahwa budidaya tanaman terpadu dengan inputan organic local bukan sulit, namun perlu dikenal kembali dan ditekuni karena nenek moyang kita pernah sukses melaksanakannya (Widyasunu et al., 2011 d). Teknologi permakultur probiotik organic mampu dikemas menjadi teknologi tepat guna (TTG) yang bisa, mudah, dan mampu direplikasi oleh siapapun bilamana Pemdes memberikan keleluasaan restrukturisasi lahan dan system pertanian menuju pertanian terpadu input local. Dampak  futurist proses tersebut sangat penting yaitu: (i) petani tidak tergantung input pabrikan, (ii) terbentuk pertanian mandiri yang mengakomodasi kembali kearifan local, (iii) memunculkan kembalinya keanekaragaman hayati sebagai modal keberlanjutan usahatani yang bersih (clean farming) bebas dari pemupukan inorganic berat dan pestisida sintetik sistemik maupun kontak yang membunuh semua biota tanah, (iv) menyelenggarakan kembalinya pengelolaan keharaan yang autogenic (siklus tertutup) maupun semi autogenic (siklus semi tertutup), dan (v) merancang bangun dan kegunaan kembali keragaman input alami perdesaan.












Gambar 2. Mekanisme kerja system biotic, input, air, energy dalam permakultur basis Azolla microphylla


Kesimpulan:
1. Manfaat Azolla microphylla untuk clean agriculture adalah menjadi bahan utama penyusunan input pertanian yang bersiklus melalui sistem permakultur probiotik organic basis Am (budidaya tanaman, perikanan, dan peternakan).
2. Azolla microphylla bisa dijadikan komoditas baru untuk bisnis inputan pertanian: bokashi-Am 60%,POC-Am 40 %, pakan ikan-Am 40 % - 50 %.
3. Permakultur dengan basis pengelolaan hara dan nutrisi kolam Azolla microphylla bisa dijadikan sebagai bahan peredaman pemanasan global (carbon credit IPCC) dan sangat cocok untuk penyelenggaraan clean agriculture input probiotik organic.



DAFTAR PUSTAKA
Daftar Referensi Hasil Riset Empirikal dan Praktikal Sendiri:
Maryanto, J., B. Setiadji, T. Ariati, dan P. Widyasunu. 2010. Penyuluhan Praktik Pertanian Organik Menggunakan Unit Lahan Sawah dan Pekarangan di Desa Karanggintung, Kec. Sumbang, Kab. Banyumas. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat, Faperta, Unsoed.
Widyasunu, P., Sari W. Utami, dan M. Arafat. 2011 a. Manuskrip untuk Jurnal Agronomika (data primer): hasil analisis serapan N dan P oleh padi Pandanwangi organic SRI. Laboratorium Tanah. Fakultas Pertanian, Unsoed, Purwokerto.
Widyasunu, P.,Abubakar,dan T.Ariati. 2011 b. Pengaruh Bokashi dan  POC Basis Biomassa Azolla microphylla, serta Variasi Jarak  Tanam Untuk Sistem SRI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Pandanwangi. Laporan Penelitian. Faperta Unsoed.
Widyasunu, P., Abubakar, T. Ariati, dan S. W. Utami. 2011 c. Efek Bokashi dan  POC Basis Biomassa Azolla microphylla, serta Jarak Tanam Dakhil Dalam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Pandanwangi.   Prosiding Semnas Pemuliaan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal Menghadapi Tantangan Globalisasi. Peripi Komda Banyumas dan LPPM Unsoed, 8-9 Juli 2011.
Widyasunu, P., Supartoto, dan Roesdiyanto. 2011 d. Laporan PKM Berbasis Riset 2011 “Penerapan Teknologi Permakultur Padi, Sayuran, Ikan Lele, dan Itik Menggunakan Pupuk Organik dan Pakan Berbasis Biomassa Azolla microphylla Menuju Pertanian Mandiri. Faperta Unsoed, Purwokerto.
 Widyasunu, P. 2010. Peranan Azolla microphylla Dalam Penyelenggaraan Go Budidaya Padi Organik. Proceeding Seminar Hari Lingkungan Hidup Sedunia: Tata Ruang Peternakan Rakyat Produktif Guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat. Purwokerto, 12 Juni 2010. Program Magister Sains Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana. Universitas Jenderal Soedirman.
Widyasunu, P., Abubakar, dan T. Ariati. 2010 a. Manfaat Pemberian Bokhasi dan POC dan Bokhasi Berbasis Biomass Azolla microphylla untuk Keharaan N dan P Padi Pandanwangi Metode SRI. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Pertanian, Unsoed, Purwokerto.
Widyasunu, P., R.G.B. Gunawan., dan J.F.D. Boma. 2010 b. Probiotik Organik dan Cara Pembuatannya untuk Pertanian Organik Berbahan Input Lokal. Manuskrip dan Data Primer: hasil riset praktikal. Probiotik Organik Miracle Green Purwokerto..
Widyasunu, P., R.G.B. Gunawan., dan J.F.D. Boma. 2010 c. Peranan Probiotik Organik dan Biomassa Azolla microphylla dalam Budidaya Padi Organik SRI : studi pada lahan demplot kecil system permakultur padi-ikan-Am. Manuskrip dan Data Primer. Probiotik Organik Miracle Green Purwokerto.
Widyasunu, P., J. Maryanto, dan Bambang S. Susilo. 2010 d. Budidaya Azolla micro-phylla dan Pembuatan Pupuk Bokhasi dan Pupuk Organik Cair Berbasis Biomassa Azolla untuk Masyarakat Ciwarak Desa Karanggintung. Artikel hasil kegiatan PKM Dipa PNBP Unsoed T.A. 2010.
Widyasunu, P. 2009. Data Primer: hasil pengukuran kandungan C, N, P, K, S, Ca, dan Mg biomassa Azolla microphylla yang dibudidayakan dua tahun pada media konservator di Purwokerto. Data ada pada peneliti.
Widyasunu, P., Kurniasari, dan Purwanti, H. 2006. Studi Pemanfaatan Bahan Organik Berbasis Azolla dan Pemupukan Urea, SP-36, dan KCl terhadap Keharaan Nitrogen, Fosfat, dan Kalium Tanah Sawah. Kolaborasi Riset dengan Mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unsoed. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Unsoed, Purwokerto.
Widyasunu, P., P.L.G. Vlek, A.M. Moawad, and I. Anas. 1998. Ability of Azolla in Reducing Ammonia Volatilization in Waterfed Rice Field. Agrin – Jurnal Penelitian Pertanian Faperta Unsoed Vol. 2 No. 4, April 1998.
Widyasunu, P. dan Bondansari. 1998. Pengaruh Inokulasi Azolla Segar terhadap Produksi Padi Varietas IR-64 (Percobaan Skala Pot). Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Unsoed, Purwokerto.
Widyasunu, P. 1997. The Role of Azolla Microphylla in Reducing The Ammonia Volatilization in Flooded Rice Fertilized with Urea. Thesis (1997) in Goettingen University, Germany.
Daftar Referensi Suplement:
Agricutural Training Institute Regional Training Centre VIII. 2006. Farmer’s Guide on Bio-Organic Inputs from Plants, Fish and Animal Liquid Extracts.  Visayas State University, Baybay, Leyle. The Philippines. E-mail: ati_rtc8@yahoo.com.ph; URL:http//www.ati.da.gov.ph/rtc8. Diambil sebagian dan disarikan oleh Widyasunu, P. 2010. Untuk kepentingan penyuluhan pertanian organic dan kemandirian desa pertanian terpadu berkelanjutan.
Carandang, Gil A. 2003. Indigenous Microorganisms: grown your own beneficial microorganisms and bionutrients in natural farming. Herbana Farms. Burol, Calamba City, Philippines.
Craig, Stephen R., and E, McLean. 2007. Designing Organic Aquaculture Sistems: can we integrate microbial products and by-products?. Virginia/Maryland Regional College of Veterinary Medicine and Dept. of Fisheries and Wildlife Sciences, Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia, USA.
Etikawati, N.,dan Jutono. 2000. Perkembangan Biota pada Perakaran Azolla microphyla Kaulfuss. Biodiversitas. Vol. 1, No.1,Hal: 30-35. Januari 2000.
Mollison, B.C and D. Holmgren, 1978. Permaculture: A perennial agricultural system for human settlements.  Transworld Publishers (Melbourne).  128 p
Nasseri, A.T., S. Rasoul-Amini, M.H. Morowvat, and Y. Ghasemi. 2011. Single Cell Protein and Process. American Journal of Food Technology 6(2): 103-116.
Permentan No. 02, 2006.  Tentang Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. 17 Halaman.
Permentan No. 28, 2009.  Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. 16 halaman.
Ray, Thomas B., Gerald A. Peters, Robert E. Toia, Jr., and Berger C. Mayne. 1978. Azolla-Anabaena Relationship. VII. Distribution of Ammonia-Assimilating Enzymes, Protein, and Chlorophyll Between Host and Symbiont. Plant Physiol. (1978) 62: 463-467.
Ray, Thomas B., Berger C. Mayne, Robert E. Toia, Jr., and Gerald A. Peters. 1979. Azolla-Anabaena Relationship. VIII. Photosynthetic Charac-terization of The Association and Individual Partners. Plant Physiol. (1979) 64: 791-795.
Subba Rao, N.S. 1999. Soil Microbiology. Fourth Edition of Soil Microorganisms and Plant Growth. Science Publishers, Inc., USA.
Supriyatna, A. 2011. Pengaruh Pemberian Zeolit dan Batuan Fosfat Alam terhadap N dan P Tersedia Tanah sertaSerapan N dan oleh Tanaman Tithonia diversifolia pada Andisol. Skripsi. Fakultas Pertanian Unsoed, Purwokerto.
Lisa Ferentinos, Jody Smith, and Hector Valenzuela.2002. Azolla. Department of  Natural Resources and Environmental Management and Departement of Tropical Plant and Soil Sciences. Universityof Hawaii at Manoa, Honolulu, Hawaii 96822. Sustainable Agriculture Green Manure Crops. Aug. 2002, SA-GM-2.
Lumpkin, T.A., and D.L. Plucknett. 1982. Azolla as a Green Manure: Use and Management in Crop Production. Westview Tropical Agriculture, Series No. 5.  Westview Press/Boulder, Colorado.

WASSAN and CSA. 2006. System Rice Intensification: an emerging alternative. Supported by WWF-ICRISAT (Dialogue Project). ICRISAT, Patancheru, Hyderabat. Andhra Pradest, India. (WASSAN = Watershed Support Services and Activities Network; CSA = Centre for Sustainable Agriculture).